A. Definisi Akuntansi
Akuntansi Keuangan dalam bisnis dan dinamika perusahaan memiliki peranan
yang signifikan terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai dasar dan
pendukung dalam pengambilan sebuah keputusan dalam suatu perusahaan.
Definisi Akuntansi Keuangan dari Sudut Pemakai:
Akuntansi keuangan di definisikan sebagai sebuah
disiplin ilmu yang menyajikan suatu informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan ekonomi secara efisien. Informasi yang
dihasilkan umumnya diperlukan untuk:
· Membuat suatu perencanaan,
pengawasan yang efektif serta pengambilan sebuah keputusan ekonomi oleh
manajemen.
· Pertanggungjawaban manajemen entitas
bisnis kepada para pemilik/investor, kreditor, pemerintah dan pihak yang
membutuhkan lainnya.
Dari pengertian akuntansi keuangan tersebut, bisa disimpulkan beberapa hal
berikut :
·
Akuntansi
keuangan dijalankan dalam suatu entitas bisnis
Informasi
yang dihasilkannya berupa informasi keuangan entitas tersebut.
·
Informasi
akuntansi dipergunakan dalam pengambilan suatu keputusan internal entitas
(manajemen), juga untuk pengambilan suatu keputusan oleh pihak ekstern
organisasi (pemilik/investor, kreditor serta pihak eksternal lainnya).
B. Fungsi Akuntansi
Akuntansi keuangan memiliki peran yang sangat penting yaitu
untuk memberikan informasi keuangan untuk pendukung pengambilan keputusan.
Fungsi Akuntansi Keuangan
·
Fungsi
yang pertama Untuk mengetahui dan menghitung suatu laba maupun rugi yang sudah
didapat oleh suatu perusahaan.
·
Fungsi
yang kedua untuk memberikan suatu informasi yang dapat berguna untuk
manajemen perusahaan.
·
Fungsi
yang ketiga dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing suatu pihak
yang mempunyai suatu kepentingan dalam perusahaan, yaitu baik itu pihak si
internal ataupun si eksternal.
·
Fungsi
yang ke empat untuk mengawasi dan mengendalikan semua macam kegiatan yang
terjadi pada suatu perusahaan.
·
Dan
fungsi yang terakhir untuk membantu suatu perusahaan dalam mencapai suatu targetnya
yang sebelumnya sudah ditentukan.
C. Pihak-pihak yang berkepentingan
a. Pihak Intern
Adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
Adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
b. Pihak Ekstern
Adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi ia membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut.
1. Pemilik/Investor
Pemilik memerlukan informasi akuntansi di perusahaannya untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjualnya, atau menambah investasinya.
2. Calon Investor
Bagi calon investor sangat perlu informasi akuntansi perusahaan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengambil keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut atau tidak.
3. Kreditor
Informasi akuntansi suatu perusahaan sangat dibutuhkan bagi kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini dapat dijadikan oleh kreditor sebagai bahan untuk mengambil keputusan apakah akan ditambah atau ditarik pinjamannya.
4. Calon Kreditor
Bagi calon kreditor informasi akuntansi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi calon kreditor untuk menilai resiko serta memutuskan apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman atau tidak.
5. Pemerintah
Informasi akuntansi perusahaan bagi pemerintah sangat berguna untuk penetapan besarnya pajak penghasilan (PPh) badan usaha. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai alat penilaian bagi perusahaan apakah perusahaan tersebut mematuhi peraturan atau tidak.
6. Karyawan perusahaan yang bersangkutan
Informasi akuntansi perusahaan sangat bermanfaat bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk kelangsungan hidupnya. Maju mundurnya perusahaan dapat berguna untuk kemantapan kerja, bahan pertimbangan penuntutan naiknya gaji, dan jaminan sosial karyawan.
Adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi ia membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut.
1. Pemilik/Investor
Pemilik memerlukan informasi akuntansi di perusahaannya untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjualnya, atau menambah investasinya.
2. Calon Investor
Bagi calon investor sangat perlu informasi akuntansi perusahaan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengambil keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut atau tidak.
3. Kreditor
Informasi akuntansi suatu perusahaan sangat dibutuhkan bagi kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini dapat dijadikan oleh kreditor sebagai bahan untuk mengambil keputusan apakah akan ditambah atau ditarik pinjamannya.
4. Calon Kreditor
Bagi calon kreditor informasi akuntansi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi calon kreditor untuk menilai resiko serta memutuskan apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman atau tidak.
5. Pemerintah
Informasi akuntansi perusahaan bagi pemerintah sangat berguna untuk penetapan besarnya pajak penghasilan (PPh) badan usaha. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai alat penilaian bagi perusahaan apakah perusahaan tersebut mematuhi peraturan atau tidak.
6. Karyawan perusahaan yang bersangkutan
Informasi akuntansi perusahaan sangat bermanfaat bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk kelangsungan hidupnya. Maju mundurnya perusahaan dapat berguna untuk kemantapan kerja, bahan pertimbangan penuntutan naiknya gaji, dan jaminan sosial karyawan.
D. Prinsip
Akuntansi
Prinsip
dasar akuntansi mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Prinsip
akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan
konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau
prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
Ada lima
prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi, yakni:
1.
Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle) mewajibkan
sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan
harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini
menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal,
dan biaya. 2.
Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah
aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa
yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya
yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. 3. Prinsip Mempertemukan (Matching
Principle) Yang
dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan
pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan
besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan
dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat
pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka
pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
4.
Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan
keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu
pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih
akibat penggunaan metode yang berbeda.
5.
Prinsip
Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) Yang
dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang
lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan
ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari
rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua
informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
E. Pengertian laporan
keuangan
Pengertian laporan keuangan ialah Suatu informasi mengenai keuanganperusahaan dalam suatu periode tertentu yang
digunakan untuk menggambarkan kinera suatu perusahaan. Umumnya laporan keungan
dikelompokkan menjadi 4 bagian yakni Laporan rugi/lugi (R/L), Neraca, Arus kas dan laporan perubahan
perubahan modal.
F. Isi laporan
keuangan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disebutkan
bahwa laporan keuangan yang lengkap adalah sebagai berikut.
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang berkaitan langsung
dengan pengukuran posisi dan struktur keuangan perusahaan. Neraca dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu aktiva (yang berisi aktiva/asset perusahaan) dan
pasiva (yang berisi kewajiban dan ekuitas perusahaan).
b. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja (prestasi) perusahaan selama kurun waktu tertentu. Laporan
ini memuat jumlah penghasilan perusahaan dan biaya-biaya yang terjadi selama
kurun waktu tertentu. Dengan mengurangkan beban ke pendapatan tersebut dapat
diketahui berapa laba yang berhasil diperoleh perusahaan.
c.
Laporan
Perubahan Ekuitas (Modal)
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menyajikan perubahan aktiva bersih (aktiva-kewajiban) dalam periode tertentu.
Laporan ini menggambarkan jumlah laba atau rugi yang berasal dari kegiatan
operasi perusahaan dan perubahan komposisi ekuitas yang berasal dari transaksi
pemilik.
d. Laporan Aliran Kas
Laporan arus kas adalah laporan mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan penggunaan kas tersebut untuk kebutuhan
operasional perusahaan. Laporan aliran kas digunakan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan aktiva bersih, kemampuan membayar kewajibannya tepat
waktu (likuiditas), dan sebagainya.
Unsur-unsur
yang memengaruhi laporan aliran kas adalah sebagai berikut.
1) Aktivitas
Operasi
Aktivitas
operasi menyangkut kemampuan perusahaan dalam memperoleh dan menggunakan kas
dari operasi kegiatannya. Adapun contohnya adalah penerimaan kas dari hasil
penjualan barang dagang, pembayaran upah pekerja, dan sebagainya.
2) Aktivitas
Investasi
Dalam
aktivitas investasi akan terlihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh dan
menggunakan kas dalam kaitannya dengan investasi, seperti penerimaan kas dari
penjualan tanah, pengeluaran kas untuk pembelian mesin produksi, dan sebagainya.
3) Aktivitas
Pendanaan
Aktivitas pendanaan memperlihatkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh dan menggunakan kas dalam kaitannya dengan
pendanaan perusahaan. Seperti penerimaan kas yang berasal dari pemilik,
pengeluaran kas untuk pelunasan pinjaman, dan sebagainya.
G. Bentuk neraca
1. Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan
menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet
kredit. Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum.
2. Neraca Bentuk Scontro
Neraca Bentuk Scontro adalah neraca yang memisahkan antara Aktiva dan
Vasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelah menyeblah yang biasa kita
lihat.
Bentuk
Neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan
bentuk yang memanjang kebawah, walaupun tidak jarang pula yang menggunakan
bentuk neraca keuangan kesamping. Bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih
efektif untuk digunakan apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak.
H. Laporan laba rugi
Pengertian Laporan Laba Rugi adalah mengukur kinerja
keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. Laporan ini mencerminkan
aktivitas operasi perusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193)
laporan laba rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan
selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk
periode tersebut.
Laporan laba rugi terutama menyajikan
informasi kinerja. Informasi kinerja perusahaan diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan
dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu,
informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.14)
dinyatakan bahwa laporan laba rugi yang lengkap minimal harus mencakup pos-pos
sebagai berikut:
1.
pendapatan;
2.
laba rugi
usaha;
3.
beban
pinjaman;
4.
bagian dari
laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan
metode ekuitas;
5.
beban pajak;
6.
laba atau
rugi dari aktivitas normal perusahaan;
7.
pos luar
biasa;
8.
hak
minoritas; dan
9.
laba atau
rugi bersih untuk periode berjalan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.15)
menyarankan agar perusahaan menyajikan rincian beban di laporan laba rugi atau
di catatan atas laporan keuangan dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan
pada sifat atau fungsi beban di dalam perusahaan.
Pembagian
laba pada laporan laba rugi terdiri atas lima bagian laba, yakni: 1. Laba kotor
Laba kotor merupakan suatu pengukuran pendapatan langsung perusahaan atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi.
Laba kotor = Pendapatan dari penjualan bersih–Harga pokok penjualan Laba kotor mengindikasikan secara langsung seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya.
Laba kotor merupakan suatu pengukuran pendapatan langsung perusahaan atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi.
Laba kotor = Pendapatan dari penjualan bersih–Harga pokok penjualan Laba kotor mengindikasikan secara langsung seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya.
2. Laba
operasi
Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya.
Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya.
3. Laba
sebelum pajak
Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya bagi pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya bagi pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
4. Laba
bersih
Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih adalah kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan dipotong beban operasi dan pajak penghasilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi, dan tarif pajak penghasilan.
Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih adalah kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan dipotong beban operasi dan pajak penghasilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi, dan tarif pajak penghasilan.
5. Laba dari
operasi berjalan
Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi dalam penghentian.
Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi dalam penghentian.
I. Bentuk laporan laba/rugi yang lazim
digunakan ada dua, yaitu:
a. Bentuk Langsung (Single Step)
Menurut bentuk ini, seluruh
pendapatan dijumlahkan dan semua beban dijumlahkan. Dari selisih jumlah
pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha.
b. Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Menurut bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.
Menurut bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.
J. Tujuan Laporan
keuangan
1. Tujuan Umum
Tujuan laporan keuangan secara umum :
Tujuan laporan keuangan secara umum :
1. Informasi
yg dapat dipercaya mengenai perubahan sumber ekonomi netto suatu perusahaan yg
timbul dari kegiatan dalam rangka mendapatkan laba.
2. Memberikan
informasi yg dapat dipercaya mengenai Aktiva, Kewajiban dan Modal.
3. Membantu
para pemakai dalam memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Memberi
informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi &
kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas belanja.
5. Mengungkapkan
informasi lain yg berhubungan dengan laporan keuangan yg relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan keuangan.
2. Tujuan Kualitatif
Agar laporan
keuangan bermanfaat, maka harus dipenuhi oleh ketujuh poin di bawah ini.
- Relevan
- Dapat dimengerti
- Daya uji
- Netral
- Tepat waktu
- Daya banding
Sumber :
http://blog.re.or.id/tujuan-laporan-keuangan.htm
http://paksiman.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
http://www.blogtopsites.com/outpost/7e33044834fd6abeee1a629945cf7f9b
http://agushusainblog.wordpress.com/2010/02/04/pihak-pihak-yang-berkepentingan-terhadap-informasi-akuntansi/
http://paksiman.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
http://www.blogtopsites.com/outpost/7e33044834fd6abeee1a629945cf7f9b
http://agushusainblog.wordpress.com/2010/02/04/pihak-pihak-yang-berkepentingan-terhadap-informasi-akuntansi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar